Aroma Hujan

Pulang sekolah, aku menunggu angkot. Angkot yang membawaku pulang ke rumah. Sore itu memang cerah, hujan turun sejak pagi hingga siang. Angkot tiba, aku pun masuk. aku memilih bangku panjang paling belakang supaya bisa lihat pemandangan. jendela angkot ku buka, headset sudah terpasang dan seluler di tangan. melihat warna langit yang indah. jalanan masih berbau hujan, suasana juga masih sedikit mendung. Aku sudah menantikan hal ini selama musim kemarau.
Hujan, selalu memunculkan kembali ingatan akan masa-masa saat aku dengan dia. Dia udah gakdisini sekarang. Aroma hujan memang jitu buat bergalau-ria. menurut beberapa sumber, aroma tanah saat hujan menimbulkan efek relaksasi bagi tubuh. Di dalam angkot itulah, aku lihat pohon berjalan melewati, jalan aspal yang masih basah. Bersamaan dengan itulah, kenangan itu lewat saja di otakku. memutarnya lagi walaupun sudah lama terjadi.
Dia yang udah buat kenangan indah di saat hujan turun, suratnya sampe waktu musim hujan. dibales waktu musim hujan. suratnya masih disimpan. walaupun udah nyakitin aku, udah bikin air mata ini jatuh sia-sia, udah mutusin buat nggak sama-sama lagi. Terimakasih, kalo gakada kamu mungkin gakada kenangan seindah kenangan kita saat itu. memang awalnya aku benci, aku gakbisa lupa sama kamu, tapi dewasa ini aku mulai mengerti arti kamu dihidupku. Kamu cuma lewat, berhenti sejenak disini, dan meneruskan jalanmu sendiri.
Hujan, makasih udah bikin kenangan itu hadir lagi, bikinin aku kenangan indah waktu itu. Ku berharap hujan tetap disini, tetapi ada walaupun cuma 6 bulan :-) karena 6 bulan dengan hujan itu awesome :3

Comments