Contoh Essay Gizi


Essay Competition 2017 DEP LITBANG
“ Membangun Gizi, Menuju Bangsa Sehat Berprestasi”
Subtema : Penerapan Gizi Seimbang sebagai Pencegahan Penyakit Degeneratif 


Penyakit Degeneratif Merajalela, Gizi Seimbang Bukan Wacana





Disusun oleh :
Astria Maulani Rachman
D3 Gizi
Poltekkes Surabaya



BAB I
PENDAHULUAN
Kemajuan peradaban di segala bidang selaras dengan berkembangnya penyakit degeneratif yang telah menyebar luas ke masyarakat usia produktif menghalangi tercapainya prestasi menuju kesuksesan. Penyakit degeneratif adalah istilah medis untuk menjelaskan suatu penyakit non-infeksi yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk dan berlangsung kronik. Secara garis besar, penyakit dapat dibedakan menjadi penyakit menular (infeksi) dan penyakit tidak menular (non-infeksi). Menurut WHO, penyakit tidak menular justru menyumbang 60% sumber kematian. Di Indonesia sendiri, jumlah pasien penyakit ini cenderung meningkat setiap tahunnya. Gaya hidup merupakan kunci utama timbulnya berbagai penyakit yang sedang merajalela.
Terdapat lebih dari 50 macam penyakit degeneratif yang mengancam generasi cemerlang Indonesia, diantaranya terdapat jantung koroner, diabetes melitus, dan kanker. Penyakit tersebut sulit untuk sembuh dalam waktu singkat. Perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat dituntut untuk menanggulangi tersebar luasnya penyakit. Pola makan yang sehat dan kaya antioksidan sangat disarankan untuk mencegah penyakit degeneratif. Kamu adalah apa yang kamu makan, dan kesehatanmu adalah apa yang kamu lakukan.
Tumpeng gizi seimbang yang telah dibuat sebagai pembaharu piramida makanan mampu menarik masyarakat untuk lebih sadar gizi. Namun ternyata, melek gizi saja belum cukup untuk melawan bibit penyakit degeneratif yang kian berkembang pada masyarakat. Berbagai program gerakan masyarakat menuju sehat (GERMAS) juga telah dicanangkan dalam mendukung kegiatan penanggulangan penyakit degeneratif.  Walaupun masyarakat terlihat antusias dalam berpartisipasi, perilaku sadar gizi seimbang tak kunjung diterapkan menjadi sebuah kebiasaan. Oleh karenanya, melalui tulisan ini penulis mengajak pembaca untuk lebih peka terhadap persoalan kesehatan yang semakin serius. Melek gizi saja belum berarti menang. Untuk mencegah penyakit degeneratif yang kian berkembang, mulailah menerapkan gizi seimbang dalam keluarga cemerlang.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara ilmiah, terdapat dua teori terakurat penyebab terbentuknya sel degeneratif. Teori Ketuaan (tear and wear) mengatakan bahwa semakin bertambah usia seseorang, akan terjadi peningkatan akumulasi sampah metabolik dalam sel. Sampah metabolik tersebut ditengarai sebagai radikal bebas internal. Gangguan ini dapat meningkatkan resiko mutasi sel, degenerasi sel dan kerusakan sel. Namun semakin bertambahnya jumlah pasien penderita penyakit degeneratif berusia produktif, teori radikal bebas nampaknya lebih sesuai menjadi penyebab penyebaran penyakit tidak menular di Indonesia. Pencemaran yang terjadi menyebabkan paparan radikal bebas eksternal dan menjebol pertahanan tubuh kita. radikal bebas tersebut dapat berupa asap rokok, asap kendaraan, sinar UV, zat kimiawi dalam makanan, dan sebagainya.
Kedua teori tersebut mengerucut pada molekul radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas adalah suatu molekul yang relatif tidak stabil dengan atom yang pada orbit terluarnya memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan (Robins,2007:10). Molekul yang kehilangan pasangan akan merebut pasangan elektron lain secara brutal. Tubuh dapat menetralkan radikal bebas dalam jumlah kecil dengan antioksidan. Antioksidan sendiri merupakan senyawa yang mampu menunda terjadinya reaksi oksidasi karena radikal bebas. Ketidakseimbangan jumlah radikal bebas dengan antioksidan menyebabkan keadaan stres oksidatif dimana molekul radikal sangat reaktif menyerang molekul di sekitarnya (rantai protein, lipid, DNA, dan karbohidrat) dan menyebabkan kerusakan.
Melalui gizi seimbang, antioksidan dapat ditingkatkan jumlahnya untuk menghalau radikal bebas. Gizi Seimbang berarti susunan pangan rutin yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal. Prinsip Gizi Seimbang tersebut (4 pilar) saling terkait untuk menyeimbangkan zat gizi yang dikonsumsi dan zat gizi yang digunakan dengan memonitor berat badan secara teratur.
1.      Mengonsumsi beragam makanan
Keberagaman sebenarnya telah digambarkan dalam skema tumpeng gizi seimbang (beragam makanan pokok, lauk, sayuran, buah-buahan, dan bumbu alami lokal). Hal ini menjadi acuan para ibu sebagai jiwa yang tangguh tentang pentingnya makanan dikombinasikan untuk generasi cemerlang, terutama sayur dan buah. Tidak perlu impor, buah dan sayur lokal hadir tanpa karbon, tanpa pengawet, dan kualitas yang lebih baik sehingga menjadi alasan kuat buah dan sayur lokal berperan sebagai amunisi melawan radikal bebas.
Masyarakat sangat menyukai makanan kaya rasa dan gorengan sebagai kudapan. Hasil Riskesdas 2003, sebanyak 73% masyarakat Indonesia masih menggunakan bumbu penyedap masakan. Program 4:1:5, program piring makan-ku, dan berbagai program lain digadang sebagai pedoman dalam kegiatan makan. Melalui sekolah dan media sosial, masyarakat sudah “kenyang” informasi kesehatan. Kamu adalah apa yang kamu makan.
2.      Membiasakan hidup bersih dan sehat
Program cuci tangan dengan benar, program bahaya rokok serta berbagai penyuluhan lingkungan telah dipublikasikan dan menjadi materi para pelajar. Program tersebut tentunya juga bukan hanya wacana atau poster yang dibaca atau dipahami saja. Apalah arti berbagai penyuluhan tersebut tanpa aksi yang nyata dalam perubahan menuju lebih baik.
3.      Melakukan aktivitas fisik secara teratur
53% kesehatan dipengaruhi oleh perilaku. Saat ini, 89% masyarakat beraktivitas menggunakan mesin. Sebagian besar menggunakan gadget untuk bersosialisasi. Tempat berkumpul yang dipilih juga sudah beralih ke restoran atau mall yang kental dengan perilaku konsumtif. Tingkat stress masyarakat juga masih tinggi disertai dengan perilaku hedonisme pada kopi dan alkohol.
Program car free day juga dirancang untuk meningkatkan aktivitas fisik masyarakat Indonesia disamping mengurangi polusi karbon monoksida.
4.      Memantau berat badan normal
Merupakan tindakan pemantauan jangka pendek terhadap akurasi pola hidup sehat. Deteksi penyakit dini juga dapat dilakukan melalui aplikasi yang diunduh melalui ponsel pintar dilanjutkan dengan konsultasi dokter.
BAB III
PENUTUP
Istilah “Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat” atau “Mensana in corpore sano” tidak selamanya benar. Seseorang yang sehat secara fisik belum tentu memiliki jiwa yang kuat. Namun, tubuh yang sehat sudah pasti berasal dari jiwa yang kuat. Sebagai pemilik tubuh yang sah, setiap generasi cemerlang memiliki hak yang sama untuk melindungi tubuhnya dari berbagai macam pemicu bibit penyakit. 5 faktor yang mempengaruhi pola hidup sehat generasi cemerlang adalah orang tua/keluarga, sekolah, agama, teman, dan media sosial. Teman dan media sosial adalah faktor yang paling berpengaruh dalam pola hidup negatif sehingga harus ada korelasi diantara lima faktor tersebut.
Tentunya penerapan hidup sehat dengan pembatasan jumlah aneka ragam makanan adalah eksekusi dari segala program yang telah diselenggarakan dengan anggaran fantastis. Tentunya anggaran tindakan preventif tersebut lebih kecil daripada anggaran untuk pengobatan penyakit degeneratif. Berkurangnya prevalensi penyakit degeneratif yang sangat merugikan tersebut menjadi tolak ukur kesuksesan program GERMAS sebagai pedoman dalam menjaga kesehatan.
Di tahun 2020 jika pola hidup yang salah masih menjadi budaya, maka diprediksi 73% kematian disebabkan karena penyakit degeneratif. Melalui pola hidup yang sama, setiap individu memiliki peluang yang sama pula untuk mengidap suatu penyakit degeneratif. Ibu cerdas merupakan pioner keluarga menuju kesuksesan. Ibu wajib menyampaikan kepada setiap anggota keluarga tentang hak untuk menjaga kesehatan tubuhnya. Marilah fokus agar berkurang jumlah korban usia produktif yang tumbang sebelum cita-citanya tercapai. Untuk mencegah penyakit degeneratif yang kian berkembang, biasakanlah perilaku gizi seimbang dalam keluarga cemerlang.
Bukan hidup untuk mencari makan, Tuhan telah menyediakan semuanya. Tetapi makanlah agar tetap bertahan hidup meraih mimpi kesuksesan.

DAFTAR PUSTAKA
Jenderal, S. & Kesehatan, K., 2017. Strategi percepatan pembangunan kesehatan tahun 2016 dan kebijakan perencanaan anggaran tahun 2017. , (April 2016).
Kodyat, B.A., 2014. Pedoman Gizi Seimbang 2014. , (41).
Kuliah, H.M. & Perdana, E., PENYAKIT TIDAK MENULAR.
Penelitian, B. & Pengembangan, D.A.N., 2013. RISET KESEHATAN DASAR.
Umar, H., Indikator Gangguan Metabolik Pada Penyakit Degeneratif.
Werdhasari, A., 2014. Peran Antioksidan Bagi Kesehatan.

 
LAMPIRAN
FORMULIR PENDAFTARAN LOMBA ESSAY TINGKAT MAHASISWA
DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN – IKAMAGI
Identitas Diri 
Nama Lengkap            :  Astria Maulani Rachman
Jenis Kelamin              :  Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir:  Surabaya, 15 Juli 1998
Alamat Lengkap         :  Jl. Ngeni Indah 1/41, Kepuh Permai, Waru, Sidoarjo
No. Telepon                :  085100623746
Email                           :  astriamaulanir@gmail.com
Fakultas/Jurusan          :  D3 Gizi
Asal Perguruan Tinggi:  Poltekkes Surabaya
Judul Essay                 : 
Penyakit Degeneratif Merajalela, Gizi Seimbang Bukan Wacana

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya  
20 Februari 2017
Peserta
    
(Astria Maulani Rachman)

Comments